Judul : Percy Jackson & The Olympians: The Titan’s Curse (Percy Jackson
& Dewa-Dewi Olympia: Kutukan Bangsa Titan)
Penulis : Rick Riordan
Jenis Buku : Fantasi, Petualangan
Penerbit : Mizan Fantasi
ISBN : 978-602-1606-20-9
Tahun Terbit : Cetakan XV, September 2015
Tebal :
viii + 397 halaman
Percy Jackson & Dewa-Dewi Olympia: Kutukan Bangsa
Titan
Kutukan Bangsa Titan
adalah buku ketiga dari seri novel Percy Jackson & Dewa-Dewi Olympia karya
Rick Riordan. Novel ini menceritakan petualangan Percy Jackson yang merupakan
pemuda blasteran berumur 14 tahun, untuk menyelamatkan Annabeth Chase dan Dewi
Artemis yang telah diculik. Thalia Grace, Grover Underwood, Bianca di Angelo,
dan Zoë
Nightshade merupakan orang-orang yang diberi tanggung jawab dalam misi
pencarian Annabeth dan Dewi Artemis ini. Judul asli dari novel ini dalam bahasa
Inggris adalah Percy Jackson & The
Olympians: The Titan’s Curse.
Seorang akan menghilang ... Kutukan bangsa Titan harus
seorang hadapi ... Dan, seorang akan binasa di tangan salah satu orangtuanya
... Sesosok monster purba
yang telah punah hingga ribuan tahun kini bangkit―monster yang
dikabarkan sebagai pembawa kiamat bagi dewa-dewi Olympia. Sementara Artemis,
satu-satunya dewi yang tahu cara melacaknya, menghilang tanpa jejak. Kini,
Percy dan teman-temannya, bersama para pemburu Artemis, hanya memiliki waktu
satu minggu untuk mencari dewi yang hilang dan memecahkan misteri monster yang
tengah diburu. Percy mengawali misi ini dengan dibayangi oleh tantangan paling
berbahaya yang pernah dihadapi: ramalan mengerikan sang Oracle mengenai kutukan
bangsa Titan. Percy harus terus berwaspada, karena jika dirinya memang bagian
dari ramalan, maka dia harus bersiap untuk menghilang atau yang lebih
buruk―binasa.
Semua berawal ketika Percy, Thalia,
dan Annabeth melaksanakan misi untuk membawa blasteran kakak-beradik―Bianca di
Angelo dan Nico di Angelo―yang ditemukan oleh Grover di Sekolah Asrama
Westover. Namun, misi ini terhalangi oleh Dr. Thorn―Wakil Kepala Sekolah Asrama
Westover―yang ternyata merupakan seekor manticore. Untungnya, pasukan Para
Pemburu yang merupakan gadis-gadis tangguh bimbingan Dewi Artemis datang tepat
waktu untuk membantu para pekemah. Sayangnya, saat sang manticore itu jatuh ke
jurang, ia berhasil membawa Annabeth pergi bersamanya.
Bianca memutuskan untuk bergabung ke
pasukan Para Pemburu, dan keputusan ini menyebabkan ia berpisah dengan Nico,
karena seorang Pemburu tidak boleh berhubungan dengan laki-laki. Perkemahan
Blasteran kini kedatangan banyak tamu. Beberapanya adalah pasukan Para Pemburu
Dewi Artemis serta wakil dari Dewi Artemis―Zoë Nightshade dan Nico di Angelo.
Seperti yang dikatakan oleh sang
manticore dan Oracle alias Arwah Delphi, monster purba yang dapat menjatuhkan
Olympus telah bangkit kembali. Dewi Artemis telah memutuskan untuk mencari
monster pembawa kiamat tersebut, namun ia mendadak hilang dalam pencariannya.
Berdasar dengan petunjuk sang Oracle
yang berbunyikan, “Lima akan pergi ke
barat menuju dewi terantai, seorang akan menghilang di dataran tanpa hujan,
amukan Olympus menunjukkan jejaknya, Pekemah dan Pemburu bersatu akan bertahan,
kutukan bangsa Titan harus seorang hadapi, dan seorang akan binasa di tangan
salah satu orangtuanya.” akhirnya,
dibuatlah misi bagi Zoë, Thalia, Bianca, dan Grover untuk mencari Dewi Artemis
sekaligus menyelamatkan Annabeth. Misi ini harus sudah selesai sebelum titik
balik musim dingin, yang berarti mereka hanya memiliki waktu satu minggu untuk
menyelesaikannya.
Percy tidak diikutkan dalam misi,
namun ia tetap bersikukuh untuk menyelamatkan temannya. Saat Zoë dkk pergi
untuk melaksanakan misi, Percy membututinya dengan mengendarai seekor pegasus
miliknya yang bernama Blackjack. Namun, setelah Percy menyelamatkan mereka dari
serangan Singa Nemeas, ia akhirnya bersatu dengan teman-temannya.
Mereka berkali-kali dikejar oleh anak
buah Kronos. Petualangan mereka sangat melelahkan pada misi kali ini. Dari
melawan Singa Nemeas, menunggangi babi raksasa yang merupakan berkah alam liar
Dewa Pan, melawan sang prajurit raksasa Talos, menangkap Nereus untuk
menanyakan keberadaan sang Dewi, dan berakhir di Taman Hesperides.
Novel karya Rick Riordan ini disajikan
dengan bahasa yang luwes, sehingga para pembaca dapat dengan mudah mengerti isi
cerita novel tersebut. Alur ceritanya sangat mudah untuk diikuti dan dipahami.
Dengan membaca Kutukan Bangsa Titan,
kita juga dapat belajar mengenai mitologi Yunani. Rick Riordan juga menyelipkan
lelucon-lelucon menyantaikan yang dapat membuat pembaca tidak kebosanan untuk
membacanya. Ilustrasi sampul Kutukan
Bangsa Titan ini cukup menarik, sehingga dapat menarik para pembeli untuk
membacanya. Di novel ini juga terdapat beberapa ilustrasi gambar pada beberapa
halaman yang membuat pembaca dengan mudah memahami alur cerita Kutukan Bangsa Titan.
Di samping itu, walaupun Kutukan Bangsa Titan didedikasikan untuk
anak-anak, novel ini terlalu tebal untuk dibaca. Dengan tebalnya novel ini,
bisa saja anak-anak menjadi malas untuk membacanya. Hidupnya Thalia pada akhir
novel kedua, Lautan Monster, tidak
dijelaskan lebih rinci pada awal novel Kutukan
Bangsa Titan. Walaupun pada akhir novel kedua tersebut Thalia hidup kembali
karena Bulu Domba Emas, kehidupan Thalia selanjutnya tidak dijelaskan pada Kutukan Bangsa Titan.
Dengan mengesampingkan beberapa
kekurangan tadi, novel ini dapat memberikan pelajaran bahwa pentingnya
persahabatan. Walaupun anak-anak blasteran jarang berhubungan dengan orangtua
dewa atau dewinya, setidaknya mereka menjaga hubungan kekeluargaan mereka
dengan baik. Maka, Kutukan Bangsa Titan
ini memberikan arti bahwa pentingnya menjaga hubungan kekerabatan, kerjasama,
persahabatan, dan kekeluargaan pada setiap insan manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar