Senin, 29 Agustus 2016

Ulasan Percy Jackson and the Olympians: The Titan's Curse


Judul         : Percy Jackson & The Olympians: The Titan’s Curse (Percy Jackson & Dewa-Dewi Olympia: Kutukan Bangsa Titan)
Penulis             : Rick Riordan
Jenis Buku       : Fantasi, Petualangan
Penerbit           : Mizan Fantasi
ISBN                : 978-602-1606-20-9
Tahun Terbit    : Cetakan XV, September 2015
Tebal                : viii + 397 halaman


Percy Jackson & Dewa-Dewi Olympia: Kutukan Bangsa Titan

Kutukan Bangsa Titan adalah buku ketiga dari seri novel Percy Jackson & Dewa-Dewi Olympia karya Rick Riordan. Novel ini menceritakan petualangan Percy Jackson yang merupakan pemuda blasteran berumur 14 tahun, untuk menyelamatkan Annabeth Chase dan Dewi Artemis yang telah diculik. Thalia Grace, Grover Underwood, Bianca di Angelo, dan Zoë Nightshade merupakan orang-orang yang diberi tanggung jawab dalam misi pencarian Annabeth dan Dewi Artemis ini. Judul asli dari novel ini dalam bahasa Inggris adalah Percy Jackson & The Olympians: The Titan’s Curse.
Seorang akan menghilang ... Kutukan bangsa Titan harus seorang hadapi ... Dan, seorang akan binasa di tangan salah satu orangtuanya ... Sesosok monster purba yang telah punah hingga ribuan tahun kini bangkit―monster yang dikabarkan sebagai pembawa kiamat bagi dewa-dewi Olympia. Sementara Artemis, satu-satunya dewi yang tahu cara melacaknya, menghilang tanpa jejak. Kini, Percy dan teman-temannya, bersama para pemburu Artemis, hanya memiliki waktu satu minggu untuk mencari dewi yang hilang dan memecahkan misteri monster yang tengah diburu. Percy mengawali misi ini dengan dibayangi oleh tantangan paling berbahaya yang pernah dihadapi: ramalan mengerikan sang Oracle mengenai kutukan bangsa Titan. Percy harus terus berwaspada, karena jika dirinya memang bagian dari ramalan, maka dia harus bersiap untuk menghilang atau yang lebih buruk―binasa.
Semua berawal ketika Percy, Thalia, dan Annabeth melaksanakan misi untuk membawa blasteran kakak-beradik­―Bianca di Angelo dan Nico di Angelo―yang ditemukan oleh Grover di Sekolah Asrama Westover. Namun, misi ini terhalangi oleh Dr. Thorn―Wakil Kepala Sekolah Asrama Westover―yang ternyata merupakan seekor manticore. Untungnya, pasukan Para Pemburu yang merupakan gadis-gadis tangguh bimbingan Dewi Artemis datang tepat waktu untuk membantu para pekemah. Sayangnya, saat sang manticore itu jatuh ke jurang, ia berhasil membawa Annabeth pergi bersamanya.
Bianca memutuskan untuk bergabung ke pasukan Para Pemburu, dan keputusan ini menyebabkan ia berpisah dengan Nico, karena seorang Pemburu tidak boleh berhubungan dengan laki-laki. Perkemahan Blasteran kini kedatangan banyak tamu. Beberapanya adalah pasukan Para Pemburu Dewi Artemis serta wakil dari Dewi Artemis―Zoë Nightshade dan Nico di Angelo.
Seperti yang dikatakan oleh sang manticore dan Oracle alias Arwah Delphi, monster purba yang dapat menjatuhkan Olympus telah bangkit kembali. Dewi Artemis telah memutuskan untuk mencari monster pembawa kiamat tersebut, namun ia mendadak hilang dalam pencariannya.
Berdasar dengan petunjuk sang Oracle yang berbunyikan, “Lima akan pergi ke barat menuju dewi terantai, seorang akan menghilang di dataran tanpa hujan, amukan Olympus menunjukkan jejaknya, Pekemah dan Pemburu bersatu akan bertahan, kutukan bangsa Titan harus seorang hadapi, dan seorang akan binasa di tangan salah satu orangtuanya. akhirnya, dibuatlah misi bagi Zoë, Thalia, Bianca, dan Grover untuk mencari Dewi Artemis sekaligus menyelamatkan Annabeth. Misi ini harus sudah selesai sebelum titik balik musim dingin, yang berarti mereka hanya memiliki waktu satu minggu untuk menyelesaikannya.
Percy tidak diikutkan dalam misi, namun ia tetap bersikukuh untuk menyelamatkan temannya. Saat Zoë dkk pergi untuk melaksanakan misi, Percy membututinya dengan mengendarai seekor pegasus miliknya yang bernama Blackjack. Namun, setelah Percy menyelamatkan mereka dari serangan Singa Nemeas, ia akhirnya bersatu dengan teman-temannya.
Mereka berkali-kali dikejar oleh anak buah Kronos. Petualangan mereka sangat melelahkan pada misi kali ini. Dari melawan Singa Nemeas, menunggangi babi raksasa yang merupakan berkah alam liar Dewa Pan, melawan sang prajurit raksasa Talos, menangkap Nereus untuk menanyakan keberadaan sang Dewi, dan berakhir di Taman Hesperides.
Novel karya Rick Riordan ini disajikan dengan bahasa yang luwes, sehingga para pembaca dapat dengan mudah mengerti isi cerita novel tersebut. Alur ceritanya sangat mudah untuk diikuti dan dipahami. Dengan membaca Kutukan Bangsa Titan, kita juga dapat belajar mengenai mitologi Yunani. Rick Riordan juga menyelipkan lelucon-lelucon menyantaikan yang dapat membuat pembaca tidak kebosanan untuk membacanya. Ilustrasi sampul Kutukan Bangsa Titan ini cukup menarik, sehingga dapat menarik para pembeli untuk membacanya. Di novel ini juga terdapat beberapa ilustrasi gambar pada beberapa halaman yang membuat pembaca dengan mudah memahami alur cerita Kutukan Bangsa Titan.
Di samping itu, walaupun Kutukan Bangsa Titan didedikasikan untuk anak-anak, novel ini terlalu tebal untuk dibaca. Dengan tebalnya novel ini, bisa saja anak-anak menjadi malas untuk membacanya. Hidupnya Thalia pada akhir novel kedua, Lautan Monster, tidak dijelaskan lebih rinci pada awal novel Kutukan Bangsa Titan. Walaupun pada akhir novel kedua tersebut Thalia hidup kembali karena Bulu Domba Emas, kehidupan Thalia selanjutnya tidak dijelaskan pada Kutukan Bangsa Titan.
Dengan mengesampingkan beberapa kekurangan tadi, novel ini dapat memberikan pelajaran bahwa pentingnya persahabatan. Walaupun anak-anak blasteran jarang berhubungan dengan orangtua dewa atau dewinya, setidaknya mereka menjaga hubungan kekeluargaan mereka dengan baik. Maka, Kutukan Bangsa Titan ini memberikan arti bahwa pentingnya menjaga hubungan kekerabatan, kerjasama, persahabatan, dan kekeluargaan pada setiap insan manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar